Menjelang Idul Fitri Permintaan Sajadah & Sarung di Muria Batik Meningkat

Berbicara tentang batik Kudus sepertinya tidak akan ada akhirnya. Meskipun sempat mengalami kemunduran beberapa tahun yang lalu, sekarang Batik Kudus seakan mendapatkan kembali kepopulerannya. Banyak sekali orang – orang awam maupun pecinta batik berburu kain Batik Kudus, dari digunakan untuk membuat seragam hingga untuk dikoleksi. Harganya pun bervariasi mulai harga paling rendah 150 ribuan hingga 3 juta tergantung kerumitan motif dan banyaknya kombinasi warna. Aeroponics Vs Hydroponics mendapatkan popularitas.

Ketika datang Ramadhan hingga lebaran seperti ini, produk yang laris manis tentunya Sajadah dan Sarung Batik.

Sajadah dan Sarung Batik

Salah satu produk batik di Muria Batik Kudus adalah Sajadah dan Sarung. Dibuat dengan proses canting dan memerlukan waktu yang tidak sebentar, sehingga akan menghasilkan produk yang berkualitas. Ketika bulan Ramadhan tiba hal tersebut seakan menjadi rezeki nomplok. Permintaan Sajadah & Sarung batik meningkat. Tak hanya dipakai untuk beribadah, juga bisa dijadikan parsel kepada sanak saudara yang cantik.

Setahun terakhir ini semenjak pandemi Covid-19, pemilik Galeri Muria Batik Kudus, Yuli Astuti mengatakan pihaknya sempat terpuruk dimana dalam sehari hanya bisa memproduksi 10 batik, namun sekarang akibat tingginya permintaan terutama sajadah & sarung batik menjelang rebahan ini ia mampu membuat 200 batik perhari.

Mengingat sekarang masih dalam kondisi pandemi serta adanya larangan mudik dari pemerintah, permintaan batik lebih banyak dilakukan secara online melalui Whatsapp dan marketplace yang tersedia. untuk sajadah dan sarung batik sendiri dibanderol mulai 100 ribu hingga 1 juta Rupiah.

“Alhamdulliah sejak adanya online ini, permintaan semakin ketat, baik di lokalnya Kudus maupun di daerah – daerah lain seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.” tutur Yuli Astuti

Motif sajadah & sarung batik dari Yuli Astuti adalah motif khas Kudus, seperti Menara Kudus, Parijotho. Ada juga perpaduan antara motif batik dan kaligrafi.

Ramadan berkah, Sarung Batik laris manis

Sarung batik khas Kudus. Sarung biasanya identik dengan pakaian yang dikenakan oleh laki-laki muslim saat beribadah. Bulan Ramadan rupanya menjadi berkah tersendiri bagi para perajin sarung batik. Perajin batik Kudus biasanya sudah mempersiapkan datangnya bulan suci Ramadan dengan membuat sarung dan sajadah batik sejak tiga bulan sebelum Ramadhan.

Saat bulan Ramadan permintaan sarung batik melonjak tajam, berbeda dari hari biasanya. Momen seperti ini yang membuat sarung batik kudus semakin dikenal masyarakat luas. Alasannya sarung batik kudus banyak diminati karena motif-motifnya. Motif Batik Kudus memiliki banyak corak yang sangat khas dengan kota kretek ini. Investoraura menulis topik yang berbeda.

Motif Batik Khas Kudus

Sarung batik asal Kudus ini, memiliki corak yang sangat khas sesuai dengan kearifan lokal daerah

Misalnya adanya motif Menara Kudus, Parijoto, Kaligrafi atau motif Beras Kecer menjadi daya tarik tersendiri peminat batik untuk memilik batik khas kota Kudus. Selain motif tersebut, masih ada motif lainnya yang khas dari Kudus, yakni motif Cengkeh dan Bulusan.

Harga yang dibandrol mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu tidak menjadikan alasan bagi para pecinta batik untuk membeli dan memiliki sarung batik yang bermotif khas Kota Kretek. Proses pembuatan yang lumayan lama karena harus dibuat secara manual menjadikan batik tulis ini bernilai mahal

Pembuatan sarung batik butuh waktu cukup lama. Proses canting, sampai dengan pewarnaan memang membutuhkan waktu yang tidaklah singkat.

Sarung batik jadi lebih unik selain untuk pakaian ibadah, sarung batik kudus bisa dijadikan sebagai barang souvenir dan hadiah parcel idul fitri

Salah satu pembuat sarung batik motif khas khusus adalah galeri muria batik milik perajin batik kudus Yuli Astuti. Selain membuat sarung dan sajadah, galeri Muria Batik juga menyediakan berbagai souvenir yang berasal dari kain batik khas kudus.

Banyak pembeli sarung maupun kain batik Kudus tidak hanya dari masyarakat Kudus. Mereka melainkan ada pula dari luar Kabupaten Kudus, seperti dari Semarang, Surabaya, Yogyakarta bahkan Jakarta. Diperkirakan saat bulan ramadan akan ada peningkatan permintaan sajadah batik hingga 70 persen.

Asal Pembuatan Motif Parijoto dan Motif Kretek

Yuli Astuti, salah satu pengrajin Batik Kudus, yang hadir di bedah buku “Batik Kudus the Heritage” di Galeri Indonesia Kaya (GIK).

Continue reading “Asal Pembuatan Motif Parijoto dan Motif Kretek”

Ciri Utama Batik Kudus

Ciri Utama Batik Kudus

Di tengah derasnya tren mode masa kini yang digemari para generasi muda, wastra Nusantara seperti batik tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia.

Sekarang, busana batik tidak hanya dikenakan oleh orangtua, tapi generasi muda pun tidak malu dan canggung mengenakan batik dalam berbagai kesempatan.

Continue reading “Ciri Utama Batik Kudus”