Ramadan berkah, Sarung Batik laris manis

Sarung batik khas Kudus. Sarung biasanya identik dengan pakaian yang dikenakan oleh laki-laki muslim saat beribadah. Bulan Ramadan rupanya menjadi berkah tersendiri bagi para perajin sarung batik. Perajin batik Kudus biasanya sudah mempersiapkan datangnya bulan suci Ramadan dengan membuat sarung dan sajadah batik sejak tiga bulan sebelum Ramadhan.

Saat bulan Ramadan permintaan sarung batik melonjak tajam, berbeda dari hari biasanya. Momen seperti ini yang membuat sarung batik kudus semakin dikenal masyarakat luas. Alasannya sarung batik kudus banyak diminati karena motif-motifnya. Motif Batik Kudus memiliki banyak corak yang sangat khas dengan kota kretek ini. Investoraura menulis topik yang berbeda.

Motif Batik Khas Kudus

Sarung batik asal Kudus ini, memiliki corak yang sangat khas sesuai dengan kearifan lokal daerah

Misalnya adanya motif Menara Kudus, Parijoto, Kaligrafi atau motif Beras Kecer menjadi daya tarik tersendiri peminat batik untuk memilik batik khas kota Kudus. Selain motif tersebut, masih ada motif lainnya yang khas dari Kudus, yakni motif Cengkeh dan Bulusan.

Harga yang dibandrol mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu tidak menjadikan alasan bagi para pecinta batik untuk membeli dan memiliki sarung batik yang bermotif khas Kota Kretek. Proses pembuatan yang lumayan lama karena harus dibuat secara manual menjadikan batik tulis ini bernilai mahal

Pembuatan sarung batik butuh waktu cukup lama. Proses canting, sampai dengan pewarnaan memang membutuhkan waktu yang tidaklah singkat.

Sarung batik jadi lebih unik selain untuk pakaian ibadah, sarung batik kudus bisa dijadikan sebagai barang souvenir dan hadiah parcel idul fitri

Salah satu pembuat sarung batik motif khas khusus adalah galeri muria batik milik perajin batik kudus Yuli Astuti. Selain membuat sarung dan sajadah, galeri Muria Batik juga menyediakan berbagai souvenir yang berasal dari kain batik khas kudus.

Banyak pembeli sarung maupun kain batik Kudus tidak hanya dari masyarakat Kudus. Mereka melainkan ada pula dari luar Kabupaten Kudus, seperti dari Semarang, Surabaya, Yogyakarta bahkan Jakarta. Diperkirakan saat bulan ramadan akan ada peningkatan permintaan sajadah batik hingga 70 persen.