Ini Alasan Mengapa Batik Warna Alam Sedang Booming

Batik Warna Alam adalah batik yang menggunakan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Batik Warna alam ini sekarang banyak diproduksi, mengapa demikian?

Sekarang ini tren batik warna alam sedang booming di Indonesia. Ternyata ada penyebabnya mengapa saat ini banyak batik warna alam yang saat ini sedang menjadi tren.

yang dimaksud dengan batik warna alam yakni batik yang menggunakan pewarna alami. Pewarna ini dianggap lebih murah dibandingkan dengan pewarna kimia.

Batik Warna Alam
Batik Kudus (Foto: Ist)

Inilah yang menjadi alasan mengapa banyak pengrajin batik yang sekarang memilih untuk memproduksi batik dengan pewarna alami. Selain dikarenakan  mahalnya harga pewarna berbahan kimia dikarenakan termasuk produk impor yang harganya mengikuti naik turunnya dolar Amerika Serikat.

Pelopor Batik Kudus Yuli Astuti di Kudus mengatakan pewarna alami sudah mulai digunakannya sejak 2010. Namun sebelumnya dirinya harus melakukan penelitian terhadap warna alam untuk batik.

Lantas setelah pengetahuannya dinilai cukup, barulah dia menerapkannya dalam produk batiknya sekitar tiga tahun yang lalu.

Muria Batik Kudus

Adapun keuntungan menggunakan pewarna alami, yakni biaya produksi khususnya untuk pewarnaan memang jauh lebih murah dibandingkan menggunakan pewarna kimia. Untuk bahan pewarna alami, setiap kilogramnya antara Rp 500 ribu hingga Rp 4 jutaan. Sebaliknya pewarna alami untuk bahan-bahan lokal justru tidak perlu membeli.

Pewarna alam ini dibuat dari tumbuhan-tumbuhan, diantaranya daun mangga, kulit bawang, kulit manggis, serta bahan-bahan alami lain yang bisa diperoleh dari lingkungan sekitar. “Beberapa bahan untuk membuat warna tertentu, memang ada yang masih harus membeli dari luar daerah karena di Kudus memang belum ada yang memilikinya,” ujarnya.

Antara lain, kata dia, tumbuhan indigo untuk menghasilkan warna biru. Meskipun biaya pewarnaannya jauh lebih murah, kata dia, dari sisi tenaga kerjanya memang membutuhkan tenaga ekstra, khususnya ketika proses pencelupan harus dilakukan secara berulang kali dibandingkan dengan menggunakan pewarna kimia.

Harga jual batik tulis yang menggunakan zat pewarna alami, kata dia, bisa dijual dengan harga yang lebih mahal, dibandingkan dengan batik yang menggunakan zat pewarna kimia. Setiap potong kain batik dengan zat pewarna alami dengan motif yang sama, katanya, bisa dijual dengan harga Rp 200 ribu. Sedangkan pewarnaan dengan zat kimia dijual dengan harga Rp 125 ribu per potong.

Motif batik yang dikembangkan di antaranya kapal kandas, busana kelir hasil reproduksi, pakis haji muria, pari joto, ornamen kaligrafi, merak kateliu, merak pelataran, dan biji mentimun. Selain itu, ada pula motif batik buket beras kecer, dlorong buketan, sekar jagad, ayam malah, lunglungan, serta “air plan” dan jangkar hasil reproduksi. Sedangkan jumlah motif batik yang sudah diproduksi hingga sekarang mencapai 50-an jenis motif batik tulis klasik maupun kontemporer.

Sumber : Republika – Pengusaha Batik Kudus Gunakan Pewarna Alami

:

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *